25 November 2008

A Moment to Remember

Released on November 5, 2004 in South Korea.
Sutradara :
John H. Lee

Pemain :
Jung Woo-sung
Son Ye-jin

A moment to remember adalah sebuah film drama Korea, romantis dan melankolis seperti biasanya. Pada dasarnya yah ini film drama seperti drama yang lainnya. Akting actor dan aktris Korea ini boleh juga.

Cerita dimulai seperti drama percintaan biasanya, pertemuan yang tak diduga, menarik, lucu. Di awali dengan sebuah kaleng cola. Si tokoh wanita Kim Su Jin, awalnya jatuh cinta kepada seorang lelaki yang sudah beristri. Namun cinta mereka kandas. Nah ketika bertemu dengan Chol Choi Soo (arsitek) mereka jatuh cinta kemudian menikah.

Awalnya sih seperti cerita kisah cinta biasa.. happy, tapi jangan salah tanggep dulu. Kisah sedihnya dimulai ketika Kim Su Jin mulai menderita Alzheimer (katakanlah di otak kita ini ada sebuah penghapus yang akan meng erase semua moment yang pernah di lalui) di usia yang sangat muda, 27 tahun. Dia menyembunyikan hal ini dari suaminya Chol Choi Soo walaupun akhirnya ketahuan juga. Keadaan semakin buruk ketika penyakit Kim Su Jin bertambah parah. Dia mulai lupa dengan suaminya dan menganggap suaminya adalah mantan pacarnya (Young Min) 2 tahun yang lalu.

Adegan yang bikin gw miris ketika si suami membuatkan replika rumah baru mereka untuk sang istri semalaman. esoknya dengan penuh rasa cinta dia memperlihatkan replika rumah itu.

Chol Choi Soo : kamu suka?

Kim Su Jin : ehem, tapi buat jendela lebih besar, aku ingin banyak cahaya masuk dirumah kita

Chol Choi Soo : gampang besok akan aku perbaiki. Aku berangkat dulu oke

Kim Su Jin : Young Min, aku mencintaimu

Chol Choi Soo : Sama –sama (diucapkan dengan tersenyum)

Miris gak??!! Padahal nama suaminya Chol Choi Soo. Si istri malah memanggil suaminya dengan nama mantan pacarnya. Si suami ketika menutup rumahnya hanya bisa menangis lirih.

Bagaimanapun juga dia bersikeras untuk merawat istrinya sendiri. Dia berkata pada istrinya sebelum istrinya mulai lupa segalanya “Aku akan mengingatmu walau kau tidak mengingat aku. Aku akan mencintaimu walau kau tidak mencintaiku. Kalau kau sudah lupa semua tentang aku, aku akan muncul disana dan membuatmu ingat lagi. Cukup menyenangkan bukan seperti pacaran tiap hari.”. Sang suami telah memperlihatkan ketulusan hatinya, dia tidak peduli bahwa hatinya bisa teriris setiap saat.

Pada suatu saat si istri melihat album-album fotonya dan membaca tulisan-tulisan yang ditempel suaminya dihampir seluruh dinding rumahnya (untuk mengingatkan si istri hal2 yg telah di laluinya). Akhirnya si istri ini teringat bahwa dia sudah mempunyai seorang suami yang bernama Chol Choi Soo. Seketika itu juga rasa cintanya kembali. Dan dia teringat kelakuannya hari-hari belakangan ini. Dia menangis. Dia menulis surat pada suaminya berisi permintaan maaf dan mengatakan hanya suaminya yang dia cintai. Kim Su Jin hanya mencintai Chol Choi Soo. Meminta maaf berkali-kali dan meninggalkan si suami karena takut membuatnya menderita lebih jauh lagi. Si istri mengajukan cerai. (Nah di sini adegan yg paling sedih…)

Sang suami yang mencintai istrinya, berusaha mencari dimana istrinya pergi dengan hanya meninggalkan surat cinta dan permintaan maaf. Akhirnya dia menemukan sang istri dirumah perawatan, seperti panti untuk orang- orang yang menderita Alzheimer. Si istri sudah lupa, siapa suaminya bahkan dirinya sendiri. Tapi si suami pantang menyerah, dibawanya si istri keluar dari panti itu. Dan si suami membuat rekonstruksi pertemuan pertama mereka untuk membuat si istri ingat kembali.

Mengharukan dan menakutkan bukan. Bagaimana cinta hanya tergantung pada ingatan kita. Tapi dari penyakit Alzheimer itulah Kim Su Jin menemukan lelaki yang tulus mencintainya. Walaupun pada akhirnya Kim Su Jin akan melupakannnya.

Cinta yang ironis bukan??

05 November 2008

Kisah Seorang Ibu

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. “Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. “Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.


Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. “Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak adik-adik nya?” “Oh ya tentu” si Ibu bercerita : “Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.”


Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. “Terus bagaimana dengan anak pertama ibu?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, “Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”


Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani”


Dengan tersenyum ibu itu menjawab,


“Ooo… tidak tidak begitu nak… Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”


Note :
Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”

01 November 2008

Melunasi Kartu Kredit

Bagaimana cara melunasi Kartu Kredit (KK)? Mungkin ini bisa membantu teman2 yang sudah memiliki KK. Lebih baik membayar tagihan kartu kredit secara full dari total tagihan, jangan membayar tagihan minimum (minimum payment). Mengapa pembayaran minimum jangan? Karena rata2 suku bunga yang berlaku di tiap bank berkisar 2,75 persen - 3,5 persen per bulan. Jika kita hanya membayar minimum tagihan, maka kita akan tetap membayar bunga ini setiap bulan.


Berdasarkan perhitungan kasar, misal apabila seseorang meminjam Rp 1 juta dengan bunga 3,25 persen per bulan, biaya tahunan kartu Rp 150 ribu dan pembayaran yang dilakukan adalah selalu minimum payment, maka akan diperlukan waktu kira-kira 30 bulan untuk melunasi pembayarannya. Itu pun dengan catatan, kartu tersebut tidak pernah dipakai lagi. Kita bisa membayangkan bila jumlah pinjamannya jauh di atas nilai tersebut, maka berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasinya, dan berapa banyak bunga yang kita bayarkan untuk utang tersebut, yaaa toh?


Itulah sebabnya lebih baik kita melunasi tagihan kartu kredit kita dan tidak menundanya. Pergunakanlah KK dengan bijak. Sebab KK bukanlah uang tambahan, KK adalah hutang yang harus kita bayar. Mungkin di kondisi lain kita bisa memakai KK misal untuk keadaan yang urgen. Kalau teman memakai KK lebih baik segera lunasi tagihannya sebelum terkena bunga.


Semoga KK memberikan solusi keluar yang baik, bukan menjerat kita.