13 September 2008

Setiap Keadaan Adalah Ujian

Ketika sedang makan bersama teman2 di sebuah restoran cepat saji, saya melihat seorang wanita bertopang dagu dengan mata sembab. Wanita itu sedang menunggu pesanan makanan bersama dengan dua rekannya. “Kenapa ya terlalu banyak ujian yang menimpaku. Barusaja orang tuaku mengalami kecelakaan, aku di PHK dari pekerjaan dan sekarang sepeda motorku hilang.” Aku mendengar dengan jelas apa yang ia katakan, karena duduk persis di sebelah meja kami.


Kalau berbicara mengenai ujian kehidupan, umumnya orang selalu menghubungkan ke situasi yang sulit, seperti kekurangan, penyakit, aniaya dll. Sebenarnya, setiap situasi dalam kehidupan kita sebagai manusia merupakan sebuah ujian.


Ketika dalam kekurangan ataupun dalam kelimpahan.
Ada saat2 tertentu dimana kita mengalami kekurangan. Mungkin itu dikarenakan pengeluaran yang tidak terduga dan tidak masuk dalam anggaran belanja, ataupun harga kebutuhan pokok yang tinggi. Dalam keadaan kekurangan seperti ini kita diuji apakah kita mau bergantung pada pemeliharaan Tuhan dan beriman kepada-Nya atau tidak. Ini merupakan ujian apakah kita akan melakukan kecurangan untuk memenuhi kebutuhan2 kita, atau mempercayakan kehidupan kita kepada Tuhan dan Ia menyatakan pertolongan-Nya. Sebaliknya, kelimpahan juga menjadi ujian bagi kita. Kehidupan yang diberkati dengan kelimpahan menjadi ujian apakah seorang tetap setia kepada Tuhan dan mengandalkan Dia, atau terlena dengan kelimpahan sehingga ia merasa tidak perlu lagi mencari Tuhan dan bergantung kepadaNya.


Ketika sehat maupun sakit.
Tubuh yang sehat menjadi ujian apakah kita giat untuk Tuhan dengan tubuh kita yang sehat. Ada orang2 yang memiliki kesehatan prima, namun malas beribadah, berdoa ataupun membaca firman Tuhan. Sebaliknya, penyakit bisa menjadi ujian apakah kita akan marah atau kecewa kepada Tuhan dan apakah kita akan menjadikan penyakit itu sebagai alesan untuk tidak melakukan sesuatu bagiNya. Sungguh membanggakan bahwa ada orang yang sakit, namun dalam kesakitannya ia tetap berusaha melakukan sesuatu bagi Tuhan tanpa menjadikan penyakitnya alasan untuk tidak setia kepada Tuhan.


Ketika hidup nyaman ataupun dalam aniaya.
Kehidupan yang nyaman tanpa ada tantangan iman atau aniaya, menjadi ujian apakah hati kita tetap melekat kepada Tuhan dan tetap mencari Dia dalam doa. Tekanan dan aniaya pun menjadi ujian apakah iman kita tetap teguh dan tidak meninggalkan Yesus ketika kita diperhadapkan pada tekanan.


Belajarlah memandang setiap situasi di dalam hidup kita sebagai ujian iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Dengan demikian, kita akan selalu waspada terhadap kondisi apapun yang kita alami dengan seizin Tuhan. Apakah kita berkelimpahan , kekurangan, sehat, sakit, nyaman atau aniaya? Jadilah pemenang yang lulus di dalam setiap ujian iman!

-----------------------------------------------------------------------------------
Kesadaran bahwa setiap keadaan merupakan ujian, akan membuat kita waspada dan tetap menjadi pemenang.
(Manna Sorgawi)

0 komentar: