06 Mei 2008

Bekerja Sebagai Ibadah

Seorang anak sedang menyapu halaman rumahnya yang di tumbuhi beberapa pohon belimbing, daun belimbing yang sering rontok sangat merusak pemandangan dan setiap hari ia harus menyapunya. Anak itu melakukan pekerjaan menyapu halaman dengan rajin, tetapi lama kelamaan ian merasa kesal juga karena dalam waktu beberapa jam saja daun-daunnya sudah berjatuhan lagi. Dalam kekesalan, anak itu bersandar di pohon belimbing sambil memikirkan bagaimana caranya agar ia tidak banyak membuang tenaga untuk menyapu halaman.

Melihat gelagat si anak, ayahnya mendekati dan berkata, “Kelihatannya kamu sangat kesal? Apa yang sedang kamu pikirkan?” “Iya Yah, saya sedang memikirkan bagaimana agar daun-daun belimbing ini tidak berjatuhan lagi ke tanah. Dengan begitu kan saya tidak akan capek menyapu terus-menerus,” jawab si anak. “Begini saja, bagaimana kalau kamu menggoyang-goyangkan pohon-pohon belimbing ini agar daun-daunya jatuh? Setelah itu kamu cukup menyapunya sekali dan besok tidak akan ada lagi daun yang jatuh.” saran ayahnya. Sambil melonjak kegirangan si anak berlari dan mulai menggoyang-goyang pohon belimbung mereka. “ini ide yang bagus Ayah.” Katanya.

Hari itu si anak merasa sangat puas dan malam hari pun ia bisa beristirahat dengan nyenyak. Di dalam hati ia berpikir bahwa esok hari ia tidak perlu bangun pagi-pagi untuk menyapu halaman, karena tidak akan ada daun yang berjatuhan. Namun betapa terkejut dan kecewanya si anak karena keesokan harinya ternyata daun-daun belimbing masih berjatuhan di halaman. Saat itu ayahnya datang dan berkata kepadanya, “Nak, daun-daun yang jatuh adalah kanyataan yang tidak dapat diubah, apalagi kalau tiba musim gugur. Kita tidak dapat mengubah segala sesuatu menjadi sesuai dengan keingnan kita. Yang dapat kita ubah adalah diri kita, dalam hal ini adalah hati kita. Jika engkau harus menyapu setiap hari kerjakanlah dengan hati yang bersyukur dan tidak menggerutu.” Nasihat ayahnya.

Ketika bangun pagi ini, apakah ada gairah yang baru untuk melakukan aktivitas dan tanggung jawab yang harus anda kerjakan, atau sebaliknya kita mulai hari ini denganberat hati dan bersugut-sungut? Kita jenuh dan malas untuk mengerjakan sesuatu dan berharap segalanya berubah menjadi seperti yang kita harapkan? Jika ini yang terjadi, mari kita ubah sikap hati kita menjadi yang bergairah dan tidak bersungut-sungut mengerjakan tanggung jawab kita. Dengan demikian pekerjaan yang akan kita lakukan akan terasa lebih ringan dan menyenangkan, karena sebenarnya berat tidaknya pekerjaan terletak pada sikaphati kita. Hanya dengan sikap hati yang bersyukurlah kita bisa melalui setiap hari dengankemenangan. Mari kita menjadikan setiap hari yang indah dan memandangsetiap tugas pekerjaan yang harus kita kerjakan sebagai hadiah ibadah yang indah di mata Tuhan.

Bapa, ajarku mengerjakan segala pekerjaanku dengan tidak bersungut-sungut dan memandangnya sebagai ibadah kepadaMu. Amin

= Pekerjaan akan menjadi seperti permainan yang menyenangkan, jika kita mengerjakannya dengan sukacita. =


0 komentar: